Sometimes i don't trust my eyes,coz my eyes show me the drama...
Sometimes i don't trust my brain,coz sometimes it makes me confuse....
So, i only trust my feeling....
Di bawah ini adalah sebuah artikel sebuah kisah nyata yang sungguh luar biasa yang sangat menginspirasi. Beliau adalah seorang yang terlahir buta,namun sukses menjadi seorang dokter.Yang bila dipikir secara logika...that's impossible.Yang bila kita lihat,saya jamin Anda tidak akan berani berobat kepada seorang dokter yang terlahir buta. But, beliau sukses menjadi The Blind Doctor yang melihat dan mengobati pasiennya dengan hati.
Keterbatasan,tidak dapat membatasi ruang gerak Anda.Selama Anda memiliki pasion, vision,semangat pantang menyerah,maka tidak ada yang dapat menghalangi usaha Anda.....
Jacob Bolotin, Dokter Pertama Yang 'Melihat' Dengan Hati
Untuk menjadi seorang dokter, dibutuhkan lebih dari kepandaian dan kemampuan membantu mengobati orang. Sebuah passion dan niat baik memberikan pertolongan dengan tulus adalah bekal sempurna yang akan mampu membantu menyelamatkan banyak jiwa.
Sebuah kisah inspirasi kali ini datang dari Chicago. Seorang anak imigran Polandia yang miskin, lahir tahun 1888 di Chicago. Sejak kecil Jacob sudah buta. Keluarganya membawa gen yang menyebabkan tiga dari tujuh saudaranya termasuk Jacob mengalami kebutaan sejak lahir.
Tak ada kata tak bisa untuk semua hal yang ada di dunia ini. Sekalipun indera penglihatan tak berfungsi dengan baik, Jacob masih bisa mengenali orang melalui aroma mereka, ia juga belajar braille dengan tekun.
Setelah lulus dari sekolah berkebutuhan khusus, Jacob bekerja sebagai salesman dan menjajakan kuas serta mesin ketik di dalam kereta api jurusan Chicago. Jauh di dalam lubuk hati Jacob, ada sebuah impian yang tertanam di dasar, sebuah mimpi besar untuk menjadi seorang dokter.
- Berulang kali mengalami penolakan
Dianggap tak memenuhi persyaratan, berulang kali Jacob mencoba masuk universitas kedokteran, langkahnya selalu terganjal.
Sebagian besar perguruan tinggi memang tidak bersedia menerima siswa tunanetra, apalagi untuk jurusan penting seperti kedokteran.
Namun siapa sangka keajaiban bisa terjadi, suatu hari, Jacob berhasil masuk ke sebuah perguruan tinggi, Chicago College of Meidicine.
Dengan ketekunannya, Jacob belajar seperti halnya para dokter pada umumnya. Mereka yang awalnya meremehkan Jacob, belajar hal yang sangat besar saat itu.
Jacobpun kemudian lulus pada usia 24 tahun. Ia menjadi dokter tuna netra pertama dengan lisensi physician.
- Sepak terjang Jacob Bolotin
Jacob adalah dokter yang mencintai belajar, ia mendalami penyakit jantung dan paru-paru. Karena tak bisa melihat pasien, ia mengandalkan jari dan telinga dalam memberikan diagnosa pasiennya.
Selama ia magang di rumah sakit Frances Willard, seperti dilansir ListVerse.com, ia mampu mendiagnosa seorang wanita muda yang memiliki masalah katup jantung yang terhambat hanya dengan meraba kulit dan merasakan detak jantungnya. Diagnosanya jitu, dan inilah yang membuat Jacob cukup disegani.
Ia pun kemudian melakukan perjalanan melintasi Midwest untuk memberikan seminar dan ceramah soal kebutaan.
Sayangnya, Tuhan berkehendak lain. Di usia yang masih muda, 36 tahun, Jacob meninggal dan menyisakan nama besar nan harum.
Pemakamannya menarik simpati banyak orang, bahkan 5.000 pasien yang pernah dirawatnya menghadiri pemakaman dengan penuh haru.
Sometimes i don't trust my brain,coz sometimes it makes me confuse....
So, i only trust my feeling....
Di bawah ini adalah sebuah artikel sebuah kisah nyata yang sungguh luar biasa yang sangat menginspirasi. Beliau adalah seorang yang terlahir buta,namun sukses menjadi seorang dokter.Yang bila dipikir secara logika...that's impossible.Yang bila kita lihat,saya jamin Anda tidak akan berani berobat kepada seorang dokter yang terlahir buta. But, beliau sukses menjadi The Blind Doctor yang melihat dan mengobati pasiennya dengan hati.
Keterbatasan,tidak dapat membatasi ruang gerak Anda.Selama Anda memiliki pasion, vision,semangat pantang menyerah,maka tidak ada yang dapat menghalangi usaha Anda.....
Jacob Bolotin, Dokter Pertama Yang 'Melihat' Dengan Hati
Untuk menjadi seorang dokter, dibutuhkan lebih dari kepandaian dan kemampuan membantu mengobati orang. Sebuah passion dan niat baik memberikan pertolongan dengan tulus adalah bekal sempurna yang akan mampu membantu menyelamatkan banyak jiwa.
Sebuah kisah inspirasi kali ini datang dari Chicago. Seorang anak imigran Polandia yang miskin, lahir tahun 1888 di Chicago. Sejak kecil Jacob sudah buta. Keluarganya membawa gen yang menyebabkan tiga dari tujuh saudaranya termasuk Jacob mengalami kebutaan sejak lahir.
Tak ada kata tak bisa untuk semua hal yang ada di dunia ini. Sekalipun indera penglihatan tak berfungsi dengan baik, Jacob masih bisa mengenali orang melalui aroma mereka, ia juga belajar braille dengan tekun.
Setelah lulus dari sekolah berkebutuhan khusus, Jacob bekerja sebagai salesman dan menjajakan kuas serta mesin ketik di dalam kereta api jurusan Chicago. Jauh di dalam lubuk hati Jacob, ada sebuah impian yang tertanam di dasar, sebuah mimpi besar untuk menjadi seorang dokter.
- Berulang kali mengalami penolakan
Dianggap tak memenuhi persyaratan, berulang kali Jacob mencoba masuk universitas kedokteran, langkahnya selalu terganjal.
Sebagian besar perguruan tinggi memang tidak bersedia menerima siswa tunanetra, apalagi untuk jurusan penting seperti kedokteran.
Namun siapa sangka keajaiban bisa terjadi, suatu hari, Jacob berhasil masuk ke sebuah perguruan tinggi, Chicago College of Meidicine.
Dengan ketekunannya, Jacob belajar seperti halnya para dokter pada umumnya. Mereka yang awalnya meremehkan Jacob, belajar hal yang sangat besar saat itu.
Jacobpun kemudian lulus pada usia 24 tahun. Ia menjadi dokter tuna netra pertama dengan lisensi physician.
- Sepak terjang Jacob Bolotin
Jacob adalah dokter yang mencintai belajar, ia mendalami penyakit jantung dan paru-paru. Karena tak bisa melihat pasien, ia mengandalkan jari dan telinga dalam memberikan diagnosa pasiennya.
Selama ia magang di rumah sakit Frances Willard, seperti dilansir ListVerse.com, ia mampu mendiagnosa seorang wanita muda yang memiliki masalah katup jantung yang terhambat hanya dengan meraba kulit dan merasakan detak jantungnya. Diagnosanya jitu, dan inilah yang membuat Jacob cukup disegani.
Ia pun kemudian melakukan perjalanan melintasi Midwest untuk memberikan seminar dan ceramah soal kebutaan.
Sayangnya, Tuhan berkehendak lain. Di usia yang masih muda, 36 tahun, Jacob meninggal dan menyisakan nama besar nan harum.
Pemakamannya menarik simpati banyak orang, bahkan 5.000 pasien yang pernah dirawatnya menghadiri pemakaman dengan penuh haru.
Komentar
Posting Komentar