Tanya:
Di Singapura banyak orang yang menyebut dirinya umat Buddha, namun mereka hanya tahu sedikit mengenai ajaran Buddha. Mereka melakukan pemujaan terhadap leluhur, menjalani ajaran agama rakyat Tiongkok kuno, dan berdoa pada Buddha. Mereka tidak dapat membedakan antara pemujaan pada leluhur dan ajaran Tiongkok kuno dengan ajaran Buddha yang sebenarnya.
Saat generasi muda meninjau kembali tradisi kuno tersebut, mereka kadang2 menjauhi ajaran Buddha dan kemudian beralih ke agama lain.
Dapatkah Yang Mulia Dalai Lama memberi komentar mengenai keadaan ini dan bagaimana kami dapat memperbaiki hal ini?

Jawab:
Hal ini bergantung pada apakah orang memiliki pengetahuan akan Buddha Dharma atau tidak. Jika orang tidak mengerti ajaran Buddha dan menganggap dirinya sebagai umat Buddha hanya karena merupakan bagian dari tradisi keluarganya, maka anggapan ini tidak banyak berarti. Jika kemudian ada orang lain yang menjelaskan sesuatu yang berbeda dan penjelasannya tampak menarik, maka dengan mudahnya orang tersebut akan beralih untuk memeluk ajaran yang baru tersebut. Sebagian orang lagi, karena kecenderungan dan cita rasa batinnya, merasakan bahwa agama "tetangga" lebih cocok dan lebih efektif.

Secara umum, ajaran Buddha adalah ajaran yang luas dan mendalam. Ajaran ini juga sangat ilmiah dan logis. Namun di banyak negara Buddhis, banyak orang memeluk agama Buddha hanya karena tradisi saja. Mereka tidak mempelajari ajaran Buddha secara serius.
Karenanya, bagi mereka ajaran Buddha hanyalah merupakan bagian dari tradisi dan budaya saja.

Mendalami ajaran Buddha sangatlah penting. Anda dapat mengadakan seminar atau kursus tentang ajaran Buddha. Setelah mengetahui ajaran Buddha, orang2 akan memiliki hasrat untuk menjalani ajaran Buddha.
Warga Singapura memiliki standar pendidikan yang sangat tinggi. Jadi dapat menggunakan cara2 akademik dalam menjelaskan Buddha Dharma. Ajaran Buddha jangan ditampilkan hanya semata-mata sebagai penguncaran doa.
Anda perlu membuat agar mereka mau berpikir dan mendalami seperti misalnya: apa tujuan hidup manusia, apa yang disebut pikiran, apa yang akan terjadi setelah mati, apakah kesadaran dan apakah tumimbal lahir, dan inti ajaran Buddha lainnya.
Dengan menggunakan kemampuan kita untuk menyelidiki dan menelaah, maka dalam ajaran Buddha anda akan menemukan lebih banyak jawaban daripada dalam agama lain.

Dalam ajaran Buddha, teori dan praktek sangatlah penting, dan keduanya harus berjalan bersama. Tanpa pengetahuan dan semata-mata bersandar pada iman belaka tidaklah cukup.
Karenanya, sisi intelektual haruslah ada. Sebaliknya, hanya mengandalkan perkembangan intelektual tanpa kepercayaan dan praktek, juga tidak berguna. Penting sekali untuk merangkai pengetahuan yang terlahir dari teori dan latihan / praktek dalam kehidupan sehari-hari. Keduanya harus berjalan bersama.

Sumber: "Belas Kasih Kebijaksanaan" - Dalai Lama 14





Komentar