*. Apakah benar jiwa manusia bisa kemasukan Dewa-Dewi ?
Sebagai umat Buddha, bagaimana sikap kita mengenai fenomena ini?
Dalam agama Buddha ada 31 alam kehidupan , 4 alam menyedihkan seperti alam neraka alam binatang alam setan dan alam iblis atau raksasa , biasanya yang sering masuk ke dalam tubuh manusia itu dari alam setan atau jin atau raksasa.
Hanya sebagian kecil dari alam dewa , seperti dewa pohon, dewa bumi, dewa air , kalo dari alam brahma itu tidak mungkin , karena brahma bisa menjelma menjadi apa saja , jadi tidak perlu masuk ke tubuh manusia.
Sekarang ini, memang sering kita mendengar istilah Lokthung / Tangsin / orang pintar yang bisa kemasukan Dewa-Dewi, seperti kemasukan Kwam Im, Dewa Kwan Kong, Kongco dan lainnya.
Padahal pada waktu Zaman Buddha masih hidup, mahkluk halus langsung Nampak dan mampu bicara layaknya manusia biasa.
Namun sebagai penganut ajaran Buddha tentunya kita tidak perlu lagi mencari tangsin/ Lokthung/ orang pintar yang katanya mampu kemasukan seperti itu. Karena kita tentunya sudah mengetahui hukum sebab akibat. Dan yang bisa menolong kita, tentu diri kita sendiri. Tetapi sebagian dari masyarakat mungkin belum mengenal ajaran Buddha dengan cukup baik. Hanya rajin ke klenteng sembahyang dengan dupa saja. Karena itu, apabila menemui kesulitan tentunya mereka mencari tangsin.
Dalam tradisi Buddha sebenarnya, ini dinamakan ter-pengaruh. Jangan mempercayai sesuatu dari tradisi-tradisi sebelum kebenarannya terbukti.
Bahkan di Thailand, orang banyak piara kumantong ( setan cilik ) atau namkua ( jin / raksasa berbentuk wanita cantik ). Tujuan mereka piara setan dan jin hanya untuk pelet orang belanja kedalam ketoko , selain itu untuk cari jodoh.
Di Indonesia, klenteng - klenteng banyak yang bisa loktung atau kesurupan dan mengaku dewa kwan kong, dewi kwan im atau dewa cikung yang mana kebenarannya di ragukan , mereka menyamar agar manusia lebih yakin dan percaya , padahal itu hanya bisikan dari para asura ( jin raksasa iblis ) , karena asura punya kesaktian / kemampuan , tapi sebagai umat yang telah mengenal Dhamma dan mengerti hukum sebab akibat sebaiknya tidak perlu bertanya pada loktung atau orang kesurupan.
Namun sebagai penganut ajaran Buddha tentunya kita tidak perlu lagi mencari tangsin/ Lokthung/ orang pintar yang katanya mampu kemasukan seperti itu. Karena kita tentunya sudah mengetahui hukum sebab akibat. Dan yang bisa menolong kita, tentu diri kita sendiri. Tetapi sebagian dari masyarakat mungkin belum mengenal ajaran Buddha dengan cukup baik. Hanya rajin ke klenteng sembahyang dengan dupa saja. Karena itu, apabila menemui kesulitan tentunya mereka mencari tangsin.
Dalam tradisi Buddha sebenarnya, ini dinamakan ter-pengaruh. Jangan mempercayai sesuatu dari tradisi-tradisi sebelum kebenarannya terbukti.
Bahkan di Thailand, orang banyak piara kumantong ( setan cilik ) atau namkua ( jin / raksasa berbentuk wanita cantik ). Tujuan mereka piara setan dan jin hanya untuk pelet orang belanja kedalam ketoko , selain itu untuk cari jodoh.
Di Indonesia, klenteng - klenteng banyak yang bisa loktung atau kesurupan dan mengaku dewa kwan kong, dewi kwan im atau dewa cikung yang mana kebenarannya di ragukan , mereka menyamar agar manusia lebih yakin dan percaya , padahal itu hanya bisikan dari para asura ( jin raksasa iblis ) , karena asura punya kesaktian / kemampuan , tapi sebagai umat yang telah mengenal Dhamma dan mengerti hukum sebab akibat sebaiknya tidak perlu bertanya pada loktung atau orang kesurupan.
Karmamu pasti milikmu. Harta yang ada pada dirimu belum tentu menjadi milikmu.
Jika saatnya berlalu, tidak ada yang bisa menjadi milikmu, hartamu juga bukan milikmu, selain hanya karmamu semata.
Jadikan karmamu sebagai hartamu dengan membantu yang perlu dibantu dan berbuat di saat yang tepat.
KARENA YANG BISA MENOLONG DIRIMU HANYA DIRI SENDIRI , BANYAK BERBUAT JASA KEBAJIKAN, SUCIKAN HATI DAN PIKIRAN, JANGAN BERBUAT JAHAT, ITULAH NASEHAT PARA BUDDHA.
Segala sesuatu timbul ada sebabnya , segala sesuatu lenyap karena sebab.
Ingin kekayaan ? banyak berdana dan jangan lupa bekerja.
Ingin sehat ? banyak fangsen, membantu sesama dan tidak membunuh.
Ingin jodoh dan anak ? banyak fangsen, berbuat amal dan memberi makan yatim piatu.
Ingin kesucian ? pergi jadi bhikku, lepaskan segala bentuk keduniawian dan meditasi.
*. Bagaimana pandangan sebagai umat Buddha terhadap ramalan ?
Sebagai umat Buddha, memang tidak dilarang untuk pergi ke tukang ramal. Namun hendaknya kita selalu mengingat tentang hukum KARMA, bahwa segala kebajikan yang kita lakukan pastilah akan menuai kebahagiaan.
Kita hendaknya juga mengerti bahwa para peramal hanya mengetahui hal-hal apa yang telah terjadi dan akan terjadi, NAMUN para peramal tersebut tidak mengetahui lebih lanjut tentang perbuatan yang akan dilakukan oleh seseorang, yang sangat pasti dapat mengubah alur kehidupan.
Walaupun seseorang diramal akan menjalani kehidupan yang buruk, tapi apabila orang tersebut sering melakukan kebajikan dengan badan, ucapan dan pikirannya, maka ramalan tersebut pasti akan meleset. Karena amalan dari hasil perbuatan baiknya yang telah merubah kehidupannya menjadi lebih baik.
Orang yang diramal baik kehidupannya, apabila sering menambah kebajikan , maka akan bertambah pula kebahagiaan yang akan dia alami, bahkan akan melebihi apa yang telah diramalkan oleh peramal yang hebat sekali pun.
Sebaliknya, orang yang diramal akan menjalani hidup yang baik, menyenangkan, berkecukupan bahkan berkelimpahan, tapi dia hanya puas dengan hasil ramalan tersebut sehingga lupa untuk bekerja dan berusaha, bahkan dia sering merendahkan orang lain karena merasa lebih, maka hasil dari perbuatannya sendiri itulah yang akan merubah hidupnya menjadi buruk bahkan meleset dari apa yang telah diramalkan.
Jadi ketepatan ramalan sesungguhnya hanya sekitar 50% saja.
Hendaknya kita selalu menggunakan akal sehat dan jangan lupa terhadap HUKUM KARMA.
*. Bagaimana sikap umat Buddha terhadap kemampuan kebatinan/ indra ke 6/ sixth sense ?
Kemampuan kebatinan / indra ke 6/ sixth sense setiap orang berbeda. Ada yang dapat melihat makhluk halus, ada yang mampu merasakan kehadiran makhluk halus, ada yang hanya bisa mendengar suara dari makhluk halus tersebut, bahkan ada yang bisa mengobati beberapa penyakit dan masih banyak lagi.
Kemampuan - kemampuan tersebut dapat diperoleh dari kekuatan pikiran sendiri yang timbul sejak lahir karena timbunan karma dari masa lampau, setelah diolah dengan latihan konsentrasi tertentu.
Namun tidak jarang juga, kemampuan tersebut timbul karena adanya kekuatan makhluk lain yang bersedia membantunya. Para makhluk lain di sini bisa saja dari alam Dewa atau pun dari alam yang lebih rendah daripada alam manusia. (tapi bukan merasuki / kemasukan).
Orang yang menggantungkan kemampuannya tersebut dari bantuan/ pengaruh makhluk lain, disebabkan adanya karma lampau dengan makhluk tersebut. Hal ini justru memperpanjang ikatan karma antara manusia tersebut dengan makhluk tersebut.
Sebagai seorang umat Buddha, hendaknya kita tidak dengan secara sengaja mencari kemampuan- kemampuan kebatinan seperti itu, karena hal itu justru akan berujung pada kemerosotan batin/ sesat. Sebagai seorang umat Buddha, juga tidak memanfaatkan para makhluk tak tampak yang berada di sekitarnya.
Justru hendaknya kita membantu para makhluk tersebut dengan melakukan pelimpahan jasa untuk mereka agar mereka dapat segera terlahir di alam yang lebih baik lagi.
Bila memang amalan karma kita mencukupi, maka kemampuan kebatinan akan muncul dengan sendirinya tanpa harus kita cari.
Note:
TIDAK ADA, TIDAK PERNAH dan TIDAK AKAN PERNAH ADA hidup yang mulus tanpa adanya hambatan.
So, ketika Anda menghadapi hambatan dalam kehidupan Anda, Ingatlah Hukum Sebab - Akibat.
Pikirkan, ucapkan dan lakukanlah kebajikan selalu, baik dalam waktu susah maupun dalam waktu bahagiamu.
Maybe Anda sudah melakukan kebaikan, tapi mengapa nasib malang selalu saja menghampiri ??
Bahkan maybe teman-teman yang semula mendukung Anda, malah berbalik menghujat Anda ??
Jangan berkecil hati dulu....
Hal ini bukan berarti bahwa segala kebaikan yang Anda lakukan tidak bermanfaat.
Tapi bersabarlah, jangan menyerah, karena keberhasilan yang paling manis adalah ketika kita menggapai sesuatu yang tidak mungkin menurut orang lain.
Dan jangan berhenti berbuat baik, karena hanya orang kecil yang mencoba mengecilkan orang lain hanya agar dia tampak menjadi lebih besar.....
Komentar
Posting Komentar