Adakah hubungan antara Karma,Nasib,Hokkie dan Hong Sui dalam kehidupan kita ?


Kita sering melihat ada orang yang hidupnya begitu berkelimpahan.
Bisa makan di restoran mewah, jalan-jalan keluar negeri, memakai barang-barang bermerek, gonta ganti mobil sesukanya, pokoknya kehidupan yang serba mewah.
Tapi kita juga sering melihat ada orang yang hidupnya sangat berkekurangan. Pakaian compang camping, bekerja dari pagi sampai malam, tapi tetap saja untuk makan sehari tiga kali saja tidak mampu.
Kita juga sering melihat orang yang memang lahir dari keluarga kaya dan berkecukupan, bahkan sampai meninggal pun masih tetap berstatus sebagai konglomerat.
Tapi juga ada orang yang lahir dari keluarga berkekurangan, bahkan sampai meninggal pun masih tetap berkekurangan.
Namun ada juga orang yang terlahir dikeluarga kaya,tapi kemudian meninggal dalam keadaan berkekurangan.
Dan ada juga orang yang terlahir dikeluarga berkekurangan, namun ketika meninggal ternyata dia sudah menjadi konglomerat.

Bagaimana bisa jalan hidup seseorang berubah seperti itu ?
Apakah itu semua benar hanya karena faktor usaha, tekad dan kemauan saja ?
Ataukah itu semua karena faktor hokky ?
Atau mungkin karena The Power Of Mind seperti yang tertulis dalam buku The Secret ?

Untuk menjawab itu semua, saya akan mencoba membahasnya di sini menurut pemahaman saya terhadap Buddha-Dharma. Semoga tulisan saya ini, bisa membantu Anda semua.

(1) BAGAIMANA TERJADINYA NASIB BAIK DAN BURUK
Ada orang bilang bahwa begitu bayi lahir nasibnya sudah digariskan. Maka peramal bisa mengatakan nasib seseorang dari tanggal dan jam lahirnya. Manusia di dunia ada yang kaya, yang miskin, yang enak, yang sengsara. Apakah ada yang menentukan nasib kita tidak adil?
Para peramal biasanya menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan mengatakan bahwa hal itu karena disebabkan tanggal dan jam lahirnya yang kurang bagus.
Tetapi kenapa tidak ada orang yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan : "Kenapa manusia lahir, ada yang tanggal dan jam lahirnya bagus, ada yang jelek"
Mau menyelidiki atau mendalami tentang sumber dari nasib kita harus mengerti dulu mengenai “sebab-akibat tiga jaman” dan nasib mempunyai hubungan apa ?
Ternyata dasar daripada nasib seseorang ditentukan oleh “sebab” dan “akibat”. “Sebab-akibat tiga jaman” mempunyai makna bahwa karena perbuatan kita pada kehidupan yang lampau maka kita menerima akibat dari perbuatan tersebut pada kehidupan sekarang, demikian juga kehidupan kita yang akan datang ditentukan oleh perbuatan kita yang sekarang. Demikianlah sirkulasi sebab-akibat akan menciptakan masa lampau, masa kini, dan masa mendatang. Dalam ajaran agama Buddha ada istilah yang terkenal
“Ingin mengetahui perbuatan kita di masa lampau, lihatlah kehidupan yang sekarang. Ingin mengetahui kehidupan kita di masa mendatang lihatlah perbuatan kita sekarang”.
Artinya :
Pada kehidupan lampau anda menanamkan suatu perbuatan maka pada kehidupan yang sekarang anda akan memetik hasilnya. Demikianlah juga pada masa sekarang anda melakukan suatu perbuatan maka anda akan memetik hasilnya pada masa mendatang.
Prinsip sebab-akibat sangatlah adil dan siapa yang berbuat dia yang akan menanggung akibatnya. Tidak ada dosa yang diperbuat oleh orang tua/leluhur/karena sumpahan dari seseorang yang kemudian ditanggung oleh anak-cucunya. Yang benar adalah adanya hubungan karma perbuatan masa lampau antara orang-orang tesebut yang klop, sehingga terjadilah ikatan karma yang saling berkesinambungan tersebut.

Tidak semua karma perbuatan baik hasilnya bisa kita nikmati secara langsung. Kadang karma perbuatan baik tersebut barulah berbuah dikehidupan berikut, karena kita masih harus menerima karma perbuatan buruk masa lampau kita. Itu semua tergantung dari sedikit banyaknya kebajikan atau kejahatan yang pernah dia lakukan.

 (2) SIAPAKAH YANG MENENTUKAN NASIB KITA ? APAKAH PRINSIP UNTUK MENGUBAH NASIB KITA ?
Siapakah sebenarnya penentu nasib kita untuk menjadi kaya, miskin, berkedudukan, hina dina ?
Padahal pada prinsip sebab-akibat sudah dijelaskan bahwa penentu nasib kita bukan orang lain tapi diri kita sendiri. Oleh karena itu nasib kita pada kehidupan yang sekarang ini ditentukan oleh perbuatan kita pada kehidupan kita yang lampau. Dan nasib kita pada kehidupan berikut, sangat ditentukan oleh perbuatan kita pada kehidupan ini.
Sebenarnya apa yang kita lakukan sekarang tidak selalu mendapat balasan begitu cepat, ada yang mendapat balasannya di hari tua, tapi sebagian besar mendapat balasannya sesudah dilahirkan kembali di masa mendatang. Sedangkan apa yang kita dapatkan sekarang, sebagian besar adalah hasil perbuatan kita pada masa lampau. Pada kehidupan kita sekarang banyak berbuat tapi selalu hidupnya sengsara, banyak halangan. Ini semua karena hutang dosa kita pada kehidupan masa lampau yang harus dibayar pada kehidupan yang sekarang. Setelah hutang-hutang ini terbayar barulah kita bisa menikmati hasil perbuatan baik kita.
Pada kehidupan yang sekarang hidupnya sangat jaya, itu adalah hasil dari perbuatan baik kita pada masa lampau. Setelah hutang ini terbayar barulah kita akan di hukum karena dosa-dosa kita pada masa sekarang.
Kalau hutang kita pada masa lampau sangat berat, maka pembayaran hutang pada masa kini sangat panjang. Jika sebaliknya maka pembayaran hutang akan lebih pendek. Hal ini sangatlah adil.
Oleh karena itu, waktu untuk mendapatkan balasan dari perbuatan baik dan buruk kita tidaklah sama. Ada yang baru beberapa tahun sudah kelihatan balasannya, ada yang sepuluh tahun atau puluhan tahun, ada yang dibalas sesudah dilahirkan beberapa kali.
Jangan lupa pada bagian terpenting dari hukum sirkulasi : Orang yang menanam dosa terlalu banyak, karena hutangnya terlalu berat maka orang yang demikian waktu di lahirkan kembali mungkin akan menjadi binatang dan mungkin harus dilahirkan beberapa kali sebagai binatang barulah bisa lahir kembali sebagai manusia. (Ini lebih jelas lagi pada “tumimbal lahir”). Hukum sirkulasi untuk balasan kebaikan dan keburukan mempunyai gejala saling mempengaruhi. Umpamanya : Pada kehidupan yang lampau banyak menanam kebajikan, pada kehidupan yang sekarang seharusnya bisa menikmati hasil kebajikan kita selama sepuluh tahun, tapi karena pada kehidupan sekarang banyak melakukan dosa maka waktu untuk bisa menikmati hasil kebajikan kita bisa berkurang beberapa tahun. Demikian juga sebaliknya, bila kita banyak melakukan kebajikan pada kehidupan yang sekarang, maka ini bisa mengurangi masa hukuman dari dosa-dosa yang pernah kita lakukan di masa lampau.
Ilmu hitung “Pengurangan dan penambahan” berlaku disini tergantung mana lebih berat antara dosa dan kebajikan kita dan kita akan menikmati hasilnya.                                                                                             Inilah yang kita sebut : Nasib kita yang menentukan. Hokkie kita yang minta. Ini juga prinsip untuk mengubah nasib kita yang jelek.
Bila seseorang pada kehidupan yang lampau dengan sengaja ataupun tidak sengaja telah menentukan nasib jeleknya pada kehidupan yang sekarang maka dia harus cepat-cepat sadar dan mulai banyak berbuat amal supaya timbangan amalnya lebih berat dari dosa-dosa yang pernah dilakukannya dan bisa mengurangi masa hukumannya. Apabila perbuatan amalnya tidak pernah terputus maka suatu saat akan tiba masanya dia menikmati hasil kebajikannya. Inilah satu-satunya prinsip untuk mengubah nasib jelek menjadi nasib baik.
(3) SEMBAHYANG KE DEWA & BUDDHA APAKAH DAPAT MENGUBAH NASIB ?
Ada banyak orang dengan tulus bersembahyang di depan dewa dan Buddha untuk minta dilindungi, diberi rejeki, diberi Hokkie, diberi anak, diberi kesehatan, diberi jodoh, sampai-sampai ada yang mohon diberi panjang umur. Apakah permohonan mereka bisa dikabulkan?                                                                                           Kalau dapat, bukankah nasib bisa di ubah dalam waktu yang cepat ?                                                         Kalau dapat, bukankah ketika kita berdoa di depan altar mempersembahkan buah-buahan, kue, bahkan daging.Seharusnya seketika itu juga muncullah segepok uang di altar sebagai ganti dari permohonan kita? Pertanyaan ini pasti pernah terlintas dalam pikiran kita. Hendak menjawab pertanyaan ini kita harus mengerti 3 hal dibawah ini.
(A) Sembah sujud dihadapan para dewa dan Buddha mempunyai makna apa ?
Di negara Asia setiap hari besar kelenteng banyak sekali orang datang bersembahyang dan pada umumnya pasti mempunyai permohonan, tetapi jarang sekali diantara mereka yang mengerti makna dalam sembahyang.   Andaikata saudara saling membunuh, berjudi, merampok, menjual obat bius, dan setelah berhasil, saudara membeli makanan yang enak-enak untuk dipersembahkan kepada dewa-dewa sambil memohon supaya dilindungi dan diberkati. Apakah Dewa-dewa yang berbudi luhur bisa mengabulkan ? kalau sehari-harinya saudara jarang berbuat amal dan tidak pernah memberi sedekah kepada fakir miskin, tetapi pada saat sembahyang anda membeli barang-barang sembahyang yang mahal sambil memohon supaya diberi rejeki. Biarpun anda memohon sampai jidat anda lecet, dewa yang benar dan berbudi luhur tidak akan menerima barang-barang anda dan mengabulkan permohona anda.
Prinsipnya adalah semua permohonan kita mungkin dikabulkan oleh para Dewa dan Buddha apabila perilaku dalam kehidupan sehari-hari selalu benar dan banyak membantu orang.
Inti daripada sembahyang adalah menghormati dan rasa terima kasih kepada para dewa dan Buddha.               Umpamanya sembahyang kepada Dewi Kwan Im, kita harus menunjukkan rasa hormat dan terima kasih atas semua yang dilakukan Dewi Kwan Im yaitu berwelas asih dan selalu menolong orang. Selain itu dalam kehidupan sehari-hari kita juga harus selalu ingat dan belajar berwelas asih seperti Dewi Kwan Im. Dalam jangka panjang secara otomatis para Dewa dan Buddha akan datang melindungi dan memberi rejeki kepada kita.
Ada orang bilang bahwa menyembah patung Dewa dan Buddha adalah penyembahan berhala. Itu adalah pendapat orang awam yang pengetahuannya dangkal, kita tidak perlu berdebat mengenai apakah patung-patung tersebut mempunyai roh dan kesaktian. Asalkan kita bisa sering-sering memandang patung-patung tersebut untuk memperingatkan kita jangan berbuat jahat dan hal-hal yang merugikan orang lain. Lebih-lebih kalau kita bisa meniru semangat dari patung-patung tersebut (dulunya pernah hidup di dunia) yang pada masa hidupnya sering menolong orang dan mempraktekkan kebajikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ini akan memberikan amal yang luar biasa kepada kita.  
(B) Bersembahyang dihadapan Dewa dan Buddha apakah termasuk berbuat amal dan menanamkan kebajikan ?
Perbuatan amal itu harus ditujukan demi kebaikan umat manusia dan makhluk hidup yang lain. Sedangkan jika kita sembahyang hanya memohon untuk keselamatan keluarga kita sendiri, biar bagaimana seriusnya, hal ini tidak bisa dibilang berbuat amal.
Buddha sangat welas asih dan seperti seorang ibu. Dalam hatinya dia mengharapkan semua manusia bisa terlepas dari belenggu keduniawian (tumimbal-lahir). Asalkan anda bisa meniru hati pikiran Buddha untuk menolong kehidupan manusia, Buddha pasti datang untuk melindungi anda. Kalau anda tidak bisa meniru cara berpikir Buddha, meskipun setiap hari rajin sembahyang dan sujud dihadapan Buddha, juga tidak ada gunanya. Biarpun Buddha welas asih. Tapi mereka juga ada batasan dalam membagikan Hokkie.
(C) Memohon kepada Dewa dan Buddha untuk memberikan rejeki dan Hokkie apakah bisa manjur ?
Memohon kepada Dewa dan Buddha untuk memberikan rejeki dan Hokkie, sampai-sampai memohon kedudukan, keturunan, jodoh, menangkal malapetaka, penyembuhan penyakit, dan lain-lain semuanya itu pasti bisa dikabulkan. Tetapi permohonan tersebut bisa dikabulkan dengan syarat yaitu harus melakukan perbuatan amal/berbuat baik terus menerus. Tapi ingatlah untuk tidak mengingat  atau mengharapkan balasan/pahala dari perbuatan baik anda itu, karena balasan/pahala itu ada tanpa anda harus memintanya.
Jika Anda tidak percaya, buktikanlah.
(4) MENGUBAH HONG SHUI APAKAH BISA MENGUBAH NASIB ?
Ada banyak orang, melihat teman-temannya menemui nasib yang sial, selalu berkata : mungkin Hong Shui anda, jelek. Benarkah itu ?                                                                                                                             Memang benar bahwa Hong Shui bisa membuat orang miskin menjadi kaya, orang sakit-sakitan menjadi sehat, dagangan sepi jadi ramai, suami istri tidak akur jadi akur, dan lain-lain. Tetapi kita harus ingat bahwa “Tanah Hokkie ditinggali orang Hokkie”. Ini artinya di dunia ini dimanapun ada tempat Hok-kie saja. Dengan kata lain bahwa orang yang Hokkienya kurang, tidak akan bisa tinggal ditempat yang Hok-kie dan Hong Shuinya bagus. Hokkie ini bagaimana datangnya ? Di depan tadi ada dibicarakan bahwa Hokkie itu adalah :
1). Hasil perbuatan baik kehidupan yang lampau
2). Hasil perbuatan baik kehidupan yang sekarang.
Oleh karena itu, perbanyaklah berbuat baik dahulu agar mendapatkan hokkie yang baik juga.
Pengaruh Hong Shui terhadap nasib bisa diumpamakan sebagai berikut :
Umpama nasib kita sebagai apel berbibit unggul, tapi penanamannya di Hong Shui (lokasi) yang jelek misalnya di tepi laut. Maka biarpun bibitnya unggul (bernasib baik), tetap saja buahnya tidak bisa maksimum dan sempurna. Sebaliknya bila apel tersebut bibitnya kurang bagus tapi penanamannya di gunung yang sejuk (Hong Shuinya baik dan cocok), maka pertumbuhan pohon tersebut akan sangat dibantu oleh Hong Shui tersebut. Sehingga bisa dikatakan disini bahwa Hong Shui tidak menciptakan bibit dari nasib kita tapi hanya sebagai penunjang nasib kita yang bibitnya ditentukan oleh perbuatan (karma) kita.
(5) CARA UNTUK MENANAMKAN KEBAJIKAN
Banyak orang yang mempunyai persepsi bahwa berbuat amal mesti mengeluarkan uang. Hal ini salah sekali. Memang perbuatan amal dengan mengeluarkan uang bisa juga, misalnya : mendirikan rumah sakit, mendirikan sekolahan, mendirikan panti jompo, mendirikan rumah yatim piatu, menyumbang uang untuk fakir miskin, menyumbang obat-obatan, membangun jembatan dan jalan, menyumbang lampu untuk penerangan, menyumbang pakaian untuk orang miskin, menyumbang peti mati, membangun dan merenovasi rumah beribadah, mencetak buku suci, melepaskan makhluk hidup.
Tetapi ada juga perbuatan amal tanpa harus mengeluarkan uang misalnya : mengurangi pembunuhan makhluk dengan ber-vegetarian, mendamaikan pertentangan, tidak mendesas-desuskan keburukan seseorang, menyebarkan ajaran kebajikan, memungut benda-benda berbahaya dari jalanan (kulit pisang, paku dan lain-lain), menuntun orang tua, anak kecil, orang buta, orang cacat menyeberang jalan atau naik kendaraan umum, memberi tempat duduk kepada orang tua, orang hamil, membantu orang yang sakit mendadak dijalan, memberi semangat kepada orang yang putus asa, mengakurkan keluarga yang cekcok, menasehati orang untuk meninggalkan jalan yang sesat, memaafkan kesalahan seseorang, sering membaca kitab suci untuk membantu seseorang terhindar dari malapetaka, menyumbang darah untuk menolong orang, dan lain-lain.
Berbuat amal juga bukan diukur dari besar kecilnya uang yang kita berikan tapi dari besar kecilnya ketulusan hati kita. Misalnya orang kaya menyumbang satu juta rupiah, bagi dia hal itu ukuran kecil, tapi si miskin yang menyumbang seratus ribu rupiah yang merupakan uang untuk hidupnya selama beberapa minggu cukup besar artinya, tapi dia dengan tulus menyumbangkan untuk membantu seseorang. Dalam hal ini si miskin lebih besar jasanya daripada si kaya.
Andaikata si A dan si B dari keadaan yang sama dalam hal kekayaan, tapi setelah menyumbang si A selalu mengingat jasanya. Tapi si B tidak pernah menaruh pamrih di dalam hatinya. Dalam hal ini jasa si B lebih besar daripada si A. Dalam buku Buddha juga pernah ditulis “Dimana tidak ada kebajikan, disana ada kebajikan yang besar”. Maksudnya : apabila seseorang tidak pernah menaruh pamrih atas jasa kebajikannya didalam hatinya, maka perbuatan amalnya merupakan jasa yang besar.
Mempunyai hati yang welas asih merupakan perbuatan amal. Semua nabi dari semua agama pasti mempunyai hati yang welas asih dan sebelum dia bekerja sebagai nabi, pasti sudah mempunyai tujuan untuk membantu manusia terlepas dari kesengsaraan dunia. Berbuat sesuatu yang bisa berguna bagi umat manusia adalah suatu amal yang sangat besar.
Perbuatan amal juga diukur melalui kekal tidaknya hasil perbuatan tersebut. Misalnya si A dan si B membantu si C yang bersalah karena menghisap ganja. Si A membantu si C untuk membayarkan hutang-hutangnya dan mencarikan pengacara untuk membela si C supaya jangan sampai dihukum mati. Sedangkan si B membantu si C dengan memberikan nasehat-nasehat supaya si C sadar dan kembali ke jalan yang benar. Dalam hal ini jasa si B lebih besar daripada jasa si A, karena si B menyadarkan si C untuk selamanya, sehingga si C tidak akan mengulangi lagi perbuatannya yang salah tersebut.
Dari contoh-contoh di atas jelaslah bahwa jasa si kaya tidak selalu lebih besar dari si miskin.
(6) CARA TERBAIK BAGI ORANG MISKIN UNTUK BERBUAT AMAL
Banyak cara untuk berbuat amal, tapi banyak perbuatan amal yang harus ada kesempatan baru bisa dikerjakan seperti menolong orang sakit, menuntun orang buta menyeberang jalan dan lain-lain. Dan kesempatan ini tidak setiap hari ada dan mungkin memerlukan waktu untuk mengerjakannya. Sudah tentu orang yang mempunyai maksud tersebut pasti tidak akan melepaskan setiap ada kesempatan.
Dalam melakukan perbuatan amal, kita tidak bisa hanya menunggu kesempatan tapi harus berusaha sendiri mencari kesempatan. Ini baru bisa merubah nasib kita. Disini akan diperkenalkan beberapa cara untuk berbuat amal yang mudah dan murah.
(A) Cara pertama adalah membaca kitab suci (Liam Keng).
Ini adalah cara yang termurah, baik yang kaya maupun yang miskin bisa melakukannya, tapi harus mempunyai rasa percaya dan sabar. Cobalah untuk mencari tau arti dari sutra/paritta/kitab suci yang Anda baca tersebut.
Pada saat pembacaan, hati harus tenang, sabar, kedua telapak tangan dirapatkan, mata ditutup, konsentrasi, jangan terlalu cepat membacanya dan suaranya pelan saja. Sambil kita membaca sambil mendengarkan suara kita sendiri dan dimasukkan ke dalam hati, sehingga terjadilah “Keluar mulut, masuk telinga, tercetak di hati”. Demikianlah setelah lama membaca, tenaga batin kita bertambah kuat dan setelah membaca hati bisa terasa damai dan sejahtera. Apabila waktu membaca, hati memikirkan hal-hal yang lain, biar membaca sampai tenggorokan putus juga tidak akan ada hasilnya.
(B) Cara kedua adalah melepaskan makhluk hidup.
Kita sering melihat keadaan binatang sebelum dibunuh, mereka ada yang menangis sedih, ada yang berontak, ada yang mengeluarkan sinar mata minta dikasihani, ada yang mengeluarkan sinar mata penuh kebencian. Dari sini kita bisa tahu binatang juga mempunyai jiwa dan perasaan dan demi kepuasan manusia, manusia membunuh mereka tanpa memperdulikan perasaan binatang tersebut.
Melepaskan makhluk hidup dari ancaman maut selain menolong mereka, secara tidak langsung kita sudah mengatur suatu karma yang baik buat kita. Perbuatan ini sangat menolong bagi mereka yang menderita penyakit aneh, mengharapkan panjang umur, mengharapkan anak. Binatang yang kita lepas harus dilepas dilingkungan yang sesuai.
(C) Cara yang ketiga adalah berjanji untuk tidak makan daging (vegetarian).
Cara ini adalah cara yang paling hemat dalam perbuatan amal. Menjadi vegetarian tidak selalu harus seumur hidup karena situasi dan kondisi masyarakat kita sekarang. Tetapi bisa disesuaikan dengan keadaan masing-masing dan sesuai dengan permohonan kita, misalnya beberapa bulan, setengah tahun, setahun, tiga tahun, lima tahun, dan seterusnya.
(D) Cara keempat adalah menolong orang miskin dan kesusahan.
Cara ini meskipun harus memakai uang tapi tidak harus dengan uang yang banyak. Sering kita lihat dikoran, orang yang terkena bencana, sakit dirumah sakit tidak ada biaya, dan lain-lain. Kita bisa melalui yayasan menyumbangkan uang semampu kita atau kalau kita ada waktu bisa datang sendiri untuk menyerahkan sumbangan kita. Seperti disinggung didepan bahwa besarnya sumbangan bukan menjadi tolok ukur dari besarnya amal kita, tapi dari besarnya ketulusan dan keinginan hati kita.
(E) Cara kelima adalah berkunjung ke rumah jompo.
Pada saat berkunjung kita boleh membawa oleh-oleh sesuai dengan kemampuan kita, misalnya : buah-buahan, kue kering, susu bubuk dan lain-lain. Mereka sangat gembira bila ada orang yang menjenguk mereka. Kita bisa sekalian menjenguk mereka dan membantu bila diperlukan, misalnya : mengambilkan air minum, mengajak ngobrol, merapikan pakaian mereka dan lain-lain.Pada saat membagikan oleh-oleh kita, para orang tua tersebut menerimanya dengan tangan yang gemetar dan mata yang berkaca-kaca sambil mulutnya tersungging senyum bahagia. Saat itu kita bisa benar-benar bisa merasakan perbuatan kita itu mengandung welas asih yang sangat dibutuhkan mereka.
(F) Cara keenam adalah berkunjung ke rumah yatim piatu.
Pada saat berkunjung kita boleh membawa ole-oleh sesuai dengann kemampuan kita misalnya makanan, pakaian, mainan dan lain-lain. Para yatim piatu sejak kecil tidak pernah merasakan kasih saying Papa dan Mamanya dan tidak pernah merasakan kehangatan suatu rumah tangga. Kita datang kesana dengan membawa oleh-oleh dan rasa kasih sayang yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak tersebut. Perbuatan tersebut juga mengandung welas asih yang sangat besar.
(G) Cara yang terakhir adalah dengan mencetak kitab suci.
Mencetak kitab suci bisa membantu manusia, berubah dari jahat menjadi benar, dari jalan sesat ke jalan yang benar. Mencetak kitab suci dan menyebarkannya ke orang lain mempunyai jasa amal yang sangat besar.
Besarnya amal bukan diukur dari banyaknya cetakan tapi dari keinginan hati kita untuk merubah manusia menjadi benar melalui cetakan kitab suci tersebut.
(7) KENAPA BISA TERJADI : ”ORANG BAIK BALASANNYA KURANG BAIK ?”
Buddha pernah bersabda bahwa “Menanam biji semangka hasilnya semangka, menanam biji kacang hasilnya kacang”. Hidup sekarang ini sering dikecewakan orang, hidupnya yang lalu pasti sering mengecewakan orang. Hidup sekarang sering membantu orang adalah menanamkan karma baik yang akan datang. Tetapi jangan sekali-sekali setelah menolong orang lalu mengharapkan balasan dari orang tersebut. Juga jangan selalu mengharapkan kapan saya mendapatkan balasan dari karma. Pikiran ini malah bisa menjauhkan kita dari karma baik kita. Pokoknya suatu hari karma baik yang kita tanam tersebut pasti bisa datang sendiri kepada kita.
Karma akan tetap kekal di dunia ini dan keputusannya pasti sangat adil.

























Komentar