Aku menulis ini berdasarkan kisah nyata yang aku alami dengan almarhum Guru Spiritualku dulu, yang merupakan seorang Bhiksu aliran Buddha Mahayana. Dan ini hanya sebagai pengingat bagiku dan bagi orang-orang yang tertarik membaca tulisanku. Semoga kita semua dapat memetik pelajaran di dalamnya....
Pada suatu ketika, aku pernah mendampingi Guruku untuk melakukan ritual doa untuk orang yang baru saja meninggal. Almarhumah Nenek yang meninggal adalah orang kaya yang memiliki sebuah rumah makan yang sangat terkenal di kota kami. Orang-orang bahkan rela antri berjam-jam demi makan di sana. Semasa hidup, Nenek tersebut juga adalah orang beriman yang taat, terkenal senang beramal, ramah dan baik hati. Namun kata beberapa orang yang dapat melihat alam gaib, rumah makan Almahumah Nenek memakai penglaris alias tuyul, agar jualan makanannya laris manis (Aku sendiri belum pernah makan di sana).
Nenek tersebut meninggal karena rumahnya terbakar, namun beruntung Almarhumah Nenek menyelamatkan diri dengan berendam dalam kolam air bak mandinya, sehingga Beliau meninggal bukan karena terbakar tapi karena terlalu banyak menghirup asap ….
Ketika aku dan Guruku beserta rombongan mulai melantunkan doa-doa untuk almarhumah, kami semua dapat mendengar dengan jelas suara perempuan tua yang ikut melantunkan doa. Padahal diantara rombongan kami, tidak ada yang memiliki suara seperti itu. Ketika berdoa, aku dapat merasakan adanya beberapa sosok seperti anak kecil yang sedang berlari-lari, bahkan bajuku pun berkali-kali ditarik oleh makhluk-makhluk tersebut.
Setelah selesai berdoa di dalam perjalanan pulang, aku bertanya kepada Guruku, siapakah yang tadi menarik-narik bajuku tersebut? Kata Guruku, itu adalah tuyul-tuyul peliharaan Almarhumah.
Aku bertanya lagi, kenapa bisa begitu ? Bukankah kita tadi sedang berdoa, mengapa makhluk-makhluk tersebut tidak merasa takut dan lari ? Guruku mengatakan bahwa, semua tempat ada penghuninya. Walau kamu tidak dapat melihatnya, bukan berarti mereka tidak ada. Semua makhluk sama, ada yang jahat dan ada yang baik. Namun walaupun mereka baik, bukan berarti kamu boleh “memanfaatkan” mereka untuk kepentingan kamu. Dan walaupun mereka jahat, bukan berarti kamu boleh membalas menyakiti dia juga. Jadi doakan mereka semua tanpa pandang bulu, karena bila kamu selalu mendoakan mereka dengan kasih, makhluk yang jahat pun akan menjadi baik. Maka tadi kita berdoa agar semua makhluk yang berada di tempat tersebut, semua berbahagia. Semua makhluk itu adalah almarhumah Nenek dan tuyul-tuyul di sana, serta makhluk-makhluk lain yang ada di tempat tersebut.
Aku bertanya lagi, tadi ada suara perempuan tua ikut berdoa bersama kita. Suara siapakah itu ? Guruku menjawab, Itu adalah suara Almarhumah sendiri.
Aku kemudian
bertanya, mengapa Almarhumah yang banyak berbuat baik, bahkan beliau menghafal
doa-doa dengan baik(karena tadi kami semua mendengar suara Almarhumah ikut
berdoa) namun beliau terlahir di alam menderita bersama makhluk-makhluk
tersebut ? Apakah perbuatan baiknya tidak dapat menghapus perbuatan jahatnya
semasa hidup ? Kata Guruku, timbangan
kebaikan dan keburukan itu adil dan tidak pernah salah. Semua kehidupan pasti
ada masalah dan dalam setiap masalah
pasti ada jalan keluar. Jadi jangan pernah kamu mencari “jalan pintas”
seperti mengikuti pesugihan,menyatet musuhmu bahkan bunuh diri sekali pun.
Karena sebenarnya pada detik itu juga, kamu telah membuat “kontrak tak terlihat”
dengan makhluk tersebut yang entah kapan “kontrak” tersebut akan berakhir.
Karma baik Almarhumah tetap berbuah, buktinya Almarhumah meninggal bukan karena
terbakar tapi karena sesak nafas kehabisan oksigen, juga banyak orang datang
mendoakan Almarhumah. Ibaratnya itu seperti kamu melemparkan sebungkus gula ke
laut. Apakah kamu dapat merasakan manisnya gula tersebut? Tentu tidak. Jadi Almarhumah harus tetap menyelesaikan "kontraknya" dahulu.
So, bersabarlah karena kesabaran dapat menyelamatkan Anda dari bencana dan jangan pernah berusaha mencari jalan pintas….
Komentar
Posting Komentar